Anda tentu sering mendengar seorang
dokter yang menjahit luka pasiennya. Anda tentu tidak ingin mengalami
hal yang sama sebab dalam pikiran anda pastilah luka yang dijahit
tersebut akan terasa sangat menyakitkan. Sudah luka, dijahit pula.
Tak kenal maka tak
sayang, begitu kurang lebih pepatah yang sering kita dengar dari orang
orang di sekitar kita. Begitu pula dengan proses jahit menjahit luka.
Bila anda tidak tahu manfaat dan tujuan penjahitan luka maka sudah
barang tentu anda akan merasa ketakutan dan ogah untuk mengalaminya.
Mengapa luka perlu dijahit?
Tujuan
utama penjahitan luka adalah untuk merapatkan luka yang terbuka guna
mempercepat proses penyembuhan. Dengan merapatkan kembali jaringan
kulit yang terputus maka sel sel darah akan membentuk bekuan darah yang
diikuti dengan pembentukan jaringan kulit baru. Proses ini akan
mengurangi terjadinya perdarahan dan mempercepat penyembuhan luka.
Penjahitan luka juga akan mengurangi terjadinya infeksi dan mencegah
terbentuknya jaringan parut yang lebar.
Bagaimana proses penjahitan luka?
Begitu
tiba di rumah sakit, dokter akan membersihkan luka dengan larutan
aseptik sampai benar benar bersih. Benda asing atau kotoran yang
berpotensi menghambat penyembuhan luka juga akan disingkirkan. Proses
ini memang terasa sangat menyakitkan tetapi harus dilakukan untuk
mencegah terjadinya infeksi dan gangguan terhadap proses penyembuhan
luka.
Sebelum dilakukan penjahitan, anda akan dipindahkan ke meja
operasi dan berbaring di bawah lampu yang sangat terang. Untuk luka
kecil dan terlokalisir maka dilakukan pembiusan lokal pada daerah luka
tetapi bila luka besar dan tersebar maka sebaiknya dilakukan pembiusan
umum. Pembiusan ini akan meniadakan rasa sakit selama proses
penjahitan.
Selanjutnya dilakukan penjahitan luka dengan benang yang
sesuai dengan lokasi dan jenis luka. Bila luka terlalu dalam maka
dilakukan dua kali penjahitan yakni penjahitan dalam dan luar.
Penjahitan dalam gunanya untuk mencegah terbentuknya rongga dibawah
kulit yang berpotensi menghambat penyembuhan luka. Benang yang digunakan
untuk penjahitan dalam adalah benang yang diserap tubuh sementara untuk
penjahitan luar digunakan benang sutera yang tidak diserap.
Tidak seperti penjahitan dalam, penjahitan luar memerlukan
perhatian khusus sebab akan menentukan bentuk luka setelah proses
penyembuhan. Penjahitan dilakukan dengan memperhatikan garis garis
lipatan kulit. Penggunaan ukuran benang pun disesuaikan dengan lokasi
luka dan ketebalan kulit pada daerah luka.
Setelah proses penjahitan selesai, selanjutnya dilakukan
pentutupan luka dengan kasa obat yang kemudian ditutup dengan kasa
steril dan direkatkan dengan plester.
Apa yang anda harus perhatikan setelah penjahitan luka?
Pesan
nomor satu adalah jangan sampai luka basah atau terkena air. Usahakan
saat mandi anda hanya membersihkan daerah di sekitar luka tanpa
membasahi luka atau kasa penutup luka.
Pesan kedua, jangan mengotori luka. Anda harus menjaga luka
tetap bersih selama proses penyembuhan. Jika kotor maka infeksi akan
mudah masuk dan jahitan luka akan rusak. Bila ini terjadi maka akan
dilakukan penjahitan ulang dan sudah barang tentu selain tambahan biaya,
setelah sembuh jaringan parut yang ditinggalkan akan lebih besar lagi.
Selama proses penyembuhan, makanlah makanan yang banyak
mengandung protein dan vitamin guna membantu proses pembentukan jaringan
baru.
Kapan jahitan sebaiknya dibuka?
Untuk
luka di daerah yang banyak mengandung pembuluh darah seperti kepala dan
wajah, jahitan bisa dibuka setelah hari ke 5. Sementara untuk daerah
lengan atas dan tubuh, jahitan dibuka pada hari ke 7. Untuk daerah kaki,
jahitan baru dibuka setelah hari ke 10. Bisa saja waktu yang dibutuhkan
lebih panjang dari biasanya terggantung dari kondisi luka dan keadaan
pasien tersebut. Pembukaan jahitan sebaiknya dilakukan oleh dokter atau
petugas kesehatan yang terlatih.
Masih takutkah anda dijahit?
0 Komentar:
Posting Komentar
Silahkan Berkomentar,Dont Spam...