Bra sebagaimana diketahui publik
adalah wadah dari (payudara), dua gumpal daging yang ada dibagian dada
perempuan. Namun selain fungsi tersebut, bra mempunyai fungsi estetik
untuk menjaga dan melindungi isinya dari benturan benda tumpul maupun
tajam. Berdasarkan data tentang tindak pelecehan seksual
secara fisik terhadap perempuan mengarah mayoritas pada bagian dada,
tepatnya bagian payudara. Karena hal ini maka mendorong SUEP untuk mengeluarkan kecerdasannya
dalam hal mendesain bra anti pelecehan seksual. Bagaimana kiprahnya
dalam menjalankan ide brilian ini kami persilahkan anda untuk menyimak
sajian ini.
Selepas makan bangku sekolah di salah satu STM di Surabaya maka Suep meniti kehidupan dengan bekerja pada sebuah perusahaan konfeksi pakaian dalam wanita: celana dalam, bra, di Tanggerang selama kurang lebih 3 tahun. Kemudian disambung lagi dengan pengalaman 5 tahun bekerja pada salah satu perusahaan elektronik saat menjadi TKI di negeri Gingseng Korea. Berbekal pengalaman kerja seputar celana dalam, bra dan elektronika ini menjadikan sosok Suep tidak bisa dipandang sebelah mata, jadi harus dengan dua mata! He..h..eh..he
Dengan uang ratusan juta hasil menjadi TKI di Korea, maka
dinikmati Suep dengan tinggal disalah satu Rusunami di Jakarta Selatan.
Beberapa ibu-ibu tetangga rumah Suep sempat mengeluhkan seringnya
mengalami pelecehan seksual saat naik kereta, naik busway, atau waktu
berjalan dikeramaian. Pada umumnya mereka mengaku diraba-raba pada
bagian dada oleh para lelaki kurang ajar. Kegelisahan para tetangga ini
direspons Suep dengan menciptakan sebuah produk canggih yang bisa
menjadi alat anti pelecehan seksual.
Berminggu-minggu Suep
terlihat begitu tekun mengotak-atik beberapa perangkat elektronik, juga
terlihat beberapa Bra diatas meja kerjanya. Perjuangan Suep akhirnya
tidak sia-sia karena telah sukses membuat Bra anti pelecehan seksual.
Bra ini terbuat dari bahan cotton, poliester dan beberapa bahan sintesis
yang dipadatkan Beberapa alat elektronik terlihat menempel pada bagian
depan Bra ini dan ini dimaksudkan untuk alat sensorik untuk mengirimkan
sinyal pada bagian penguat akhir. Bra ini oleh Suep kemudian dinamakan
Bra SU.33.P.
Bangga akan temuan barunya, maka Suep mendatangi Ibu Chyntia,
yang tepat samping rumahnya. Kebetulan Cynthia memang berbadan agak
sexy, apalagi suka berpakaian ketat, tapi dialah yang paling sering
mengeluh mengalami pelecehan sexual. Dengan serta merta Suep menjelaskn
Bra temuanya, “ jadi Bra ini kalau mendapat sentuhan, benturan, pencetan
dari depan agak keras maka akan memicu suara agak keras, akh… akh…akh,
suara ini tidak berhenti selama 3 menit bu, speakernya ada pada bagian
belakang” jelas Suep dengan terperinci. “wah terima kasih mas Suep, saya
besok akan coba Bra temuan mas Suep ini, kalo bagus nanti bisa
dipatenkan dan mas Suep bisa kaya raya” jawab Chyntia.
Selang dua hari Suep menanyakan hasilnya, “alhamdulillah mas
saya aman-aman saja jadi nggak ada yang kurang ajar” jawab chyntia. Suep
menjawab: “ok bu semoga baik-baik saja semuanya”. Pada malam harinya
adalah bertepatan dengan jadwal kepulangan Dulmanap suami chytia dari
Kalimantan yang bekerja sebagai konsultan minyak, kepulangan ini sesuai
jadwal 2 mingguan. Sekitar pukul 21.00 WIB Dulamanap terlihat masuk
rumahnya, disambut dengan ramah oleh istri cantiknya yang berdandan
sexy. Tanpa ba..bi..bu karena sudah 2 minggu tidak ketemu maka Dulmanap
melampiaskan kasih sayangnya dan langsung nyosor aja, sesuai siklus
umumnya adegan: kissing, petting, dan necking.
0 Komentar:
Posting Komentar
Silahkan Berkomentar,Dont Spam...